News Update :

Istana Pualam di tengah Cisadane

Cerita ini berkisah sekitar tahun 1997 yang lalu.
Cisadane adalah nama sebutan sungai yang berhulu di Gunung Mas serta membelah kota Bogor dan bermuara di Tangerang – Banten. Sebagai seorang yang hobi berat mancing seperti halnya penulis, Udin selalu mengunjungi dan pergi memancing di hot spot yang selalu menjadi favoritnya. Sungai Cisadane adalah salah satu dari sekian tempat yang akrab dengan pemuda umur 30 tahunan kala itu dan berkulit hitam kecoklatan.
Suatu saat Udin pergi berburu ikan Senggal yang konon ukurannya super jika dibandingkan dengan sungai Ciliwung. Ikan Senggal adalah sejenis ikan yang bentuknya mirip seperti ikan lele, namun tak berkumis. Warna kulitnyapun berbeda dengan ikan lele dumbo bahkan dengan ikan lele lokal yang kini amat jarang dijumpai. Warna kulit ikan Senggal ada beberapa macam. Ada yang berwarna kuning hijau cerah sampai bermotif seperti batik.
Udin telah mengambil tempat yang menjadi target utamanya. Targetnya adalah tempat yang berceruk. Berceruk maksudnya dinding dasar sungai yang growong karena proses erosi yang telah bertahun-tahun dan membentuk struktur mirip gua dan dasar sungai yang relatif dalam. Bagi udin cara mengidentifikasi tempat yang diduga tempat sarang ikan senggal bukan suatu yang sulit. Mata nya yang sudah amat terlatih sekian lama, mampu membedakan mana ceruk mana bukan ceruk.
Sebentar kemudian pemancing kelas Senggal melepas pancing berumpan ulat pisang yang berwarna putih seperti susu. Tanpa menunggu waktu yang lama seekor ikan senggal tersangkut kail dan mengglepar takluk di tangan sang maestro pemancing kawakan kelas sungai. Ukuran yang lumayan besar menghingar bingarkan hati sang Udin yang tengah berpuasa Ramadhan kala itu. Lapar, haus dan teriknya matahari bagaikan sebutir debu di depan pelupuk matanya.
Detik demi detik, jam demi jam silih berganti dan terus berjalan mengikuti sunatullah. Hingga waktu menjelang Magribpun tiba. Udin yang kala itu sudah mendapat puluhan Senggal dan beberapa ikan tawes, bermaksud mensudahi berburu ikan di sungai Cisadane. Jejak semburat rona merah di ufuk Barat, tampak begitu indah dan syahdu di langit yang biru. Gemericik air sungai Cisadane yang melegenda terasa begitu menentramkan hati tuk sekedar melenyapkan penat di hati sang Udin, pemancing kawakan di daerah Bogor Tengah.
Di tengah-tengah Udin mengemasi peralatan pancingnya, tiba-tiba dia tercengang melihat sesuatu di tengah-tengah aliran air yang tampak tenang namun menghanyutkan di waktu menjelang senja hari. Matanya tak berkedip, mulutnya terngangah dan tak bergeming sedikitpun. Di mata Udin kini telah tampak suatu bentuk bangunan yang menurut penuturannya amatlah luar biasa dan sangat menakjubkan. Udin seperti melihat bangunan istana yang dinding-dindingnya terbuat dari pualam yang tembus pandang dan berhiaskan lampu-lampu yang amat gemerlap nan terang. Istana itu berdiri megah tepat di atas aliran sungai Cisadane yang airnya berwarna agak kecoklatan.
Pemandangan yang langka itu tak berlangsung lama. Lambat laun tapi pasti penampakan Istana Pualam hilang dari pandangan bersamaan dengan kumandang adzan Magrib yang terdengar sayup-sayup dari kejauhan.
“Subhanallah ! “ hanya itu yang terucap dari bibirnya yang kering. Udin semakin mempercepat mengemasi peralatan pancing dan tak lama kemudian dia berlalu dengan sekujur tubuh merinding tak tertahankan.
“Itu teh naon ya kang, Heru … apa bener mata saya silap. Tapi perasaan saya sadar sesadar sadarnya ?” kata Udin kepada penulis beberapa waktu kemudian setelah dia mengalami peristiwa yang amat menakjubkan, saat kami bareng mancing ikan Keting di Muara Bendera Bekasi.
“insya Allah yang akang lihat teh bener. Maksudnya bener si akang melihat penampakan yang kebetulan Allah buka hijabnya.” Kata saya kemudian.
“Waduuuuh, mani endaah euuyy istananya. Kalo pas kelihatan dayang-dayangnya meureun gareulis nya …he..he ?” Udin berseloroh sambil tersenyum-senyum.
“Emang bener ari imahna atawa kerajaan lelembut teh salah sahijina aya di cai …kitu cenah ceuk nu ngartos elmuna. Cisadane, Ciliwung …trus Segitiga Bermuda. Nah Segitiga Bermuda teh ceuk penulis “berdialog dengan Jin Muslim” pusatna lelembut anu balangsak …kitu cenah …he..he.” saya ikut berseloroh sambil menikmati betotan ikan keting yang ternyata makan umpan.
Peristiwa ajaib nan langka dari Udin teman penulis waktu itu, bukanlah satu-satunya cerita “penampakan” bangunan istana yang sangat indah luar biasa. Dari beberapa sumber bacaan cerita yang bersumber dari kisah nyata. Banyak dari mereka sewaktu tersesat masuk dalam alam jin, menyaksikan betapa bangunan-bangunan tinggi ataupun yang bentuknya seperti istana itu sungguh sangat luar biasa indahnya. Arsiteknya jika dibandingkan manusia akan sangat jauh perbedaannya. Bangunan-bangunan yang indah dan berhiaskan intan berlian, emas, perak, sungguh pemandangan yang sangat menakjubkan.
Bagi orang awam, kisah-kisah yang dituturkan baik Udin ataupun Udin-udin yang lain, tentu akan membuat kita berkerut kening. Ada yang percaya, ada yang setengah percaya, bahkan ada yang mengatakan itu hanya halunisasi sesaat karena pikiran orang itu kosong. Bahkan adapula yang secara emosional mengatakan itu suatu lelucon yang tak perlu di dengung-dengungkan, karena perkara yang gaib hanya Allah yang mengetahuinya.
Bagi penulis yang sudah agak lama malang melintang di dunia yang membuat banyak kontroversi di kalangan umat Islam sendiri mengenai penampakan, peristiwa Udin ada benarnya. Hijab yang terbuka untuk Udin disekitar keangkeran sungai Cisadane yang kerap sering makan korban orang hanyut atau tenggelam, adalah karena kehendak-Nya semata. Apa maksudnya … ?
Dalam Al Qur’an disebutkan :
“Dan setan-setan, semua ahli bangunan dan penyelam.” (QS. Shaad : 37)
Kemudian seperti yang disebutkan pada zaman nabi Sulaiman as.
“Jin-jin itu membuat untuk Sulaiman apa-apa yang dikehendakinya dari gedung-gedung yang tinggi dan patung-patung, piring-piring besar seperti kolam, dan periuk-peruk yang tetap (ditempatnya).” (QS. Saba : 13).
Dan ketika Istana Ratu Bilqis yang telah beralih tempat oleh seorang hamba Allah dengan izin-Nya, maka Sulaiman as memerintahkan para lelembut (jin) untuk merenovasi istana tadi hingga ratu Bilqis tidak mengenalinya. Dan benar ketika istana selesai direnovasi oleh para lelembut yang sangat ahli dalam bangunan, Ratu Bilqis tercenung dan amat kagum sehingga sampai-sampai lantai kaca (pualam) yang tembus pandang dan ada ikan-ikan yang berwarna warni, dikiranya lapisan air tanpa dasar lantai yang terbuat dari pualam yang tembus pandang. Ia pun tak menyadari bahwa Istana itu sebenarnya istananya sendiri namun telah dirombak dan direnovasi sedemikian rupa hingga sang Ratu yang cantik jelita ini tidak mengenalinya.
Peristiwa Udin melihat bangunan menyerupai Istana dan sangat indah luar biasa adalah suatu bentuk pembenaran antara apa yang dilihat Udin dan kutipan surat-surat Al Qur’an. Dan memang benar bahwa setan dan jin itu sangat ahli dalam bidang bangunan.
Akhirnya mudah-mudahan I’tibar yang kita peroleh adalah, kita semakin mengimani Al Qur’an karena apa-apa yang di jelaskan dalam Al Qur’an memang terbukti kebenarannya. Bahwa alam jin dapat dilihat dengan izin-Nya semata dan yang lebih utama para lelembut itu memang sangat ahli dalam bidang rancang bangun …….
Wallahu A’lam Bish Showab

Dikisahkan Udin (bukan nama sebenarnya red)
Share this Article on :

0 komentar:

Posting Komentar

Bagi Yang tidak mempunyai akun Google DLL bisa menggunakan ID ANONYMOUS Untuk berkomentar. Kasih Komentarnyaaaa donk!!!

 
© Copyright Hidup Sang Blogger 2010 -2011 | Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.